By: Dian Anjar Kurniawati
Di sebuah komplek perumahan, banyak sekali yang mempunyai hewan piaraan. Kebanyakan para penghuni komplek memelihara anjing atau kucing. Salah satunya Abel. Abel tinggal di blok D. Ia mempunyai 3 ekor kucing di rumahnya. Namun, kucing kesayangannya bernama Merly.
Merly adalah seekor kucing perempuan. Bulu Merly berwarna putih lorek kuning. Di lehernya terdapat kalung berliontin A. Abel yang memasang kalung itu agar mudah ditandai. Merly merupakan kucing yang paling lucu dan manja dari semua kucing Abel.
Tapi, sejak 2 hari yang lalu, kucing Abel hilang.Abel bingung dan selalu murung karena Merly belum juga ditemukan. Padahal, sudah berkali-kali Abel mencarinya. Abel pun sedih.
“Sudahlah, Bel! Kamu jangan bersedih terus! Nanti, ayah akan membelikan kucing lagi.” Hibur Ayah.
“Nggak! Nggak mau! Pokoknya Abel akan terus mencari Merly sampai ketemu.” Jawab Abel kesal.
Selalu begitu jawab Abel setiap ayahnya membicarakan hal itu. Hingga akhirnya ia berniat mengajak Dera untuk membantunya mencari kucingnya. Ia pun datang ke rumah Dera.
“Assalamu’alaikum …! Dera…!” panggil Abel.
“Wa’alaikumsalam! Eh, Abel! Ada apa? Ayo masuk dulu!” ajak Dera sambil membuka pintu.
“Eh, Dera! Kamu tahu Merly kan?” tanya Abel.
“Merly? Hmmm… Oh, ya kucing kamu yang lorek kuning putih kan? Terus pakai kalung yang liontinnya A itu kan?” tebak Dera.
“Iya! Betul. Kamu bisa nggak, bantu aku nyari Merly?” tanya Abel.
“Itu, Merly ada di rumah Rama, temanku. Rumahnya di blok H. Tapi, aku nggak hafal jalannya. Apa begini saja, kita ke rumah Vischa saja! Dia tahu rumahnya Rama.” Jelas Dera.
“Kamu tahu dari mana kalau kucingku ada di rumah temanmu?” tanya Abel.
“Kemarin aku main ke rumahnya, lalu dia cerita kalau dia baru saja menemukan seekor kucing. Lalu dia mengajak aku dan Vischa melihat kucing temuannya. Oh iya, ayo kita berangkat! Ayo naik sepedaku saja biar cepat!” cerita Dera.
Dera pun berlari ke belakang untuk mengambil sepedanya. Kemudian Dera membonceng Abel dan pergi ke rumah Vischa. Selang 10 menit, mereka datang di rumah Vischa.
“Assalamualaikum ! Vischa !” panggil Dera.
“Waalaikum salam ! Eh, Abel, Dera ! Ayo masuk!” ajak Vischa.
“Cha, maksudku ke sini aku mau minta tolong sama kamu. Kamu tahu rumah Rama kan? Kalau tahu, antarkan kita ke rumahnya, dong! Soalnya Abel mau ambil kucingnya di rumah Rama. Itu lo, kucing yang baru ditemukan sama Rama.” Kata Dera.
“Oh! OK! Kita ke sana sekarang!” ajak Vischa
Abel, Dera, dan Vischa pun segera berangkat ke rumah Rama. Namun, mereka tidak naik sepeda, karena jaraknya dekat.
“Assalamualaikum! Rama!” panggil Vischa.
“Waalaikum salam! Eh, kalian! Ayo masuk!” ajak Rama.
“Oh, ya, kenalin, namaku Abel. Katanya kamu habis nemuin kucing. Boleh aku lihat kucingnya?” tanya Abel.
Rama pun mengajak Abel, Dera, dan Vischa ke tempat kucing-kucingnya berada. Rama juga menceritakan tentang kucing itu sambil berjalan ke taman tempat kucing-kucingnya berada.
“Merly! Kamu itu sukanya lari aja. Sudah seminggu aku nyariin kamu tahu. Dasar kucing nakal!” kata Abel pada kucingnya.
“Lho, itu kucingmu?” tanya Rama yang keheranan.
“Iya, ini kucingku. Seminggu yang lalu dia hilang.” Jawab Abel.
“Oh ya, makasih ya udah ngrawat kucingku. Makasih juga Dera, Vischa. Tanpa kalian, mungkin kucingku belum ketemu. Makasih ya!” ucap Abel dengan girang.
“Sama-sama” jawab Rama, Dera, dan Vischa serempak.
“Lain kali jaga kucingmu! Jangan biarkan dia berkeliaran!” pesan Rama.
Abel, Dera, dan Vischa pun pulang. Abel senang sekali karena kucingnya sudah ketemu. Begitu pula Dera dan Vischa. Mereka senang karena bisa membantu Abel mencari kucingnya.
Sejak saat itu, Abel lebih rajin lagi menjaga kucing-kucingnya. Ia tidak ceroboh lagi dalam menjaga kucingnya.